Blog

Artikel Destinasi
Langkah Kecil di Patak Banteng, Menyentuh Awan di Gunung Prau
Gunung Prau. Nama ini adalah janji akan keindahan yang tak pernah mengecewakan. "Negeri di Atas Awan", julukan itu bukan isapan jempol. Dan dari semua pintu masuk, Patak Banteng adalah jalur yang paling sering jadi pilihan para pemburu sunrise sejati. Kenapa? Karena jalur ini dikenal sebagai yang tercepat.
Misi Tengah Malam: Menaklukkan Tanjakan Curam Patak Banteng Lama
Pendakian ini terjadi pada Juli 2023, momen terbaik musim kemarau. Aku mendaki bersama empat teman kuliahku, yang semuanya cewek-cewek tangguh! Kami memilih via patak banteng jalur lama dan tepat di waktu legendaris: Malam hari. Tepat pukul 21.30 WIB kami mengayunkan langkah pertama dari basecamp.

Suasana malam itu tidak terlalu ramai, namun kehadiran beberapa grup lain di depan dan belakang kami memberikan rasa aman. Patak Banteng punya reputasi jalur lama yang sangat khas: singkat, tapi 'kejam'. Dominasi kondisi jalur Patak Banteng Lama adalah tanjakan konstan dengan minim bonus landai.

Sejak awal, kami langsung dihadapkan pada tanjakan tanpa henti. Hampir tidak ada bonus track landai yang berarti untuk memulihkan napas. Treknya didominasi oleh medan tanah padat dan akar di awal, kemudian berganti menjadi susunan batu alam yang membentuk tanjakan curam, namun masih bisa dilalui dengan berjalan biasa (trekking). Tanjakan ini terasa sangat panjang, menguras habis tenaga kami.

Kami memilih pace lambat dan santai, sering berhenti sejenak untuk mengatur napas dan menikmati langit bertabur bintang di Juli yang jernih. Berkat konsistensi, kami berhasil tiba di area camping ground tepat sebelum jam 12 malam. Waktu yang ideal untuk mendirikan tenda dan beristirahat.

Sarapan "Mewah" di Atas Awan
05.00 WIB. Kami bangun, disambut oleh langit bersih dan sunrise emas yang luar biasa indah dari camping ground. Pemandangan siluet Sindoro-Sumbing diapit lautan awan tipis adalah hadiah yang membayar lunas perjuangan semalam. Setelah puas berfoto, ritual wajib kami adalah memasak bersama.

Menunya memang simple, nasi instan, nugget beku, dan mi instan. Saat kami duduk melingkar menyantap hidangan, kami sepakat: Ini adalah momen sarapan termewah yang pernah ada! Kemewahan di gunung itu bukan soal lauk, tapi soal view dan kebersamaan. Di ketinggian 2.565 mdpl, dengan angin sejuk, pemandangan lautan awan, dan kehangatan teman-teman, setiap suapan lauk sederhana terasa mahal dan nikmat tak terkira.

Kami tidak summit, tapi sunrise itu sudah sempurna. Setelah sarapan, kami berkeliling untuk foto-foto dan mengobrol. Kami juga sempat berkenalan dengan grup lain di camping ground, bertukar cerita singkat pendakian.
Turun Sebelum Sang Surya Terik
Tepat sebelum pukul 09.00 WIB, kami segera mulai packing. Kami memastikan tidak ada satu pun sampah yang tertinggal—komitmen wajib setiap pendaki. Kami memutuskan untuk turun sebelum jam 10 pagi untuk menghindari terik matahari. Turun di jalur curam dan terbuka di siang bolong bisa sangat menguras energi. Dengan carrier yang lebih ringan, kami memulai perjalanan turun.
Fasilitas Basecamp Patak Banteng
>Area Registrasi dan Briefing: Tempat wajib untuk mengurus SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) dan mendengarkan arahan dari petugas.
>Tempat Parkir Luas: Buat kamu yang membawa kendaraan pribadi, basecamp ini menyediakan area parkir yang luas dan aman untuk motor maupun mobil, bahkan hingga ke lapangan Patak Banteng jika basecamp utama penuh.
>Toilet dan Kamar Mandi (Air Dingin): Tersedia toilet yang memadai. Namun ingat, karena lokasinya di dataran tinggi, airnya sangat dingin—siap-siap terkejut jika mandi setelah turun!
>Warung dan Logistik: Di sekitar basecamp, banyak warung yang menjual makanan berat, minuman panas, hingga logistik pendakian yang mungkin terlupa (misalnya korek api, mi instan, atau gas portable). Ini penyelamat utama!
>Penyewaan Alat: Bagi yang tidak membawa perlengkapan lengkap, tersedia jasa sewa alat mulai dari tenda, sleeping bag, matras, hingga trekking pole.
>Tempat Istirahat/Aula: Terdapat area lapang untuk beristirahat atau merebahkan diri sementara menunggu jam pendakian.
Aksesibilitas Menuju Basecamp: Pintu Gerbang di Kaki Dieng
Basecamp Patak Banteng terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dekat dengan kawasan Dataran Tinggi Dieng. Akses menuju basecamp ini terbilang mudah, menjadikannya favorit banyak pendaki dari luar kota:

>Transportasi Umum (dari Wonosobo): Jika kamu tiba di Terminal Mendolo, Wonosobo (pusat transit utama), kamu bisa melanjutkan perjalanan menggunakan microbus (bus kecil) jurusan Dieng/Batur.
>Waktu Tempuh: Sekitar 45 menit hingga 1 jam dari Terminal Mendolo.
>Titik Turun: Minta turun tepat di Basecamp Patak Banteng.
>Kendaraan Pribadi: Akses jalan menuju basecamp sudah baik (beraspal), namun karena berada di jalur menuju Dieng, kamu akan menemui banyak tanjakan dan tikungan tajam. Pastikan kendaraanmu dalam kondisi prima.
>Parkir: Basecamp menyediakan area parkir yang luas dan aman untuk motor maupun mobil, bahkan hingga ke lapangan Patak Banteng jika basecamp utama penuh.

Dengan akses yang mudah, kamu bisa fokus menyiapkan fisik tanpa perlu pusing memikirkan logistik perjalanan awal
Informasi HTM & Kontak Pengelola
Untuk mendaki gunung prau via Patak Banteng, kamu diharuskan membayar biaya simaksi di basecamp:

>Biaya SIMAKSI/Tiket Masuk (Estimasi): Umumnya berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 per orang (termasuk tiket Perhutani, asuransi, dan fasilitas basecamp). Biaya ini bisa berubah sewaktu-waktu.
>Kontak Pengelola Basecamp: Untuk informasi terkini atau booking kuota pendakian, Anda dapat menghubungi Basecamp Patak Banteng di: 0821-1116-1514.
>Parkir inap: Rp10.000-Rp15.000

Harga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan pengelola, terutama jika ada pembatasan aktivitas terkait pendakian.
Di atas sana, semua hiruk pikuk kota hilang. Yang tersisa hanyalah udara dingin yang murni, langit yang jernih, dan pemandangan yang takkan bisa dibeli dengan harga mahal di hotel bintang lima manapun. Jika kamu mencari tempat di mana perjuanganmu dibayar kontan dengan keindahan yang spektakuler, maka Prau via Patak Banteng adalah jawabanmu. Jangan ragu memulai. Karena di akhir setiap tanjakan yang menyiksa, akan selalu ada lautan awan dan golden sunrise yang menunggumu. Kapan giliranmu mendaki?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *